Senin, 29 September 2014

Misteri Kisah Mercusuar Berhantu Yang Kesepian


Inilah salah satu kisah misteri sepanjang masa yang menjadi tanda-tanya bagi banyak orang. Pada malam hari, Mercu Suar Eilean Mor menjadi gelap, dua pelaut di atas kapal Brigantine Fairwind melihat suatu pemandangan aneh. Sebuah perahu besar memotong secara diagonal melintasi haluan mereka dengan orang penus sesak di atas kapal yang mengarah menuju mercu suar di atas Kepulauan Flannan yang berbatu-batu di lepas pantai barat Skotlandia.

Para pelaut memanggil, tetapi tak ada jawaban. Orang di perahu mengenakan pakaian untuk cuaca buruk dan waktu sinar bulan memotong lewat celah di awan, wajah mereka bersinar seperti tulang. Salah satu calon penyelamat bersaksi dikemudian hari, "Pikiran pertama kami adalah mereka orang-orang mati yang mengapung dari suatu kecelakaan kapal. Tetapi kemudian kami mendengar suara orang mengayuh perahu dan melihat gerakan lengan mereka."

Belakangan malam itu pada tanggal 15 Desember 1900, badai menyerang. Tanpa lampu pembimbing kapal-kapal itu berada dalam bahaya mengerikan. Ada satu pertanyaan yang diajukan para pelaut dengan marah; Mengapa mercu suar dalam keadaan gelap?

Satu hari setelah Natal, kapal perbekalan Hesperus berhenti di lepas pantai kepulauan itu untuk menyelidiki. Waktu tak ada jawaban atas sinyal-sinyal yang diulang, para kru berangkat dalam sebuah perahu kecil ke dermaga pendaratan. Waktu mengikat tambang, mereka dibekukan oleh kesunyian yang aneh.

Mercu suar itu dijaga tiga orang, tetapi tidak ada yang menyambut Hesperus. Tak ada tanda-tanda kekerasan dan lemari-lemari diisi penuh.

Lampu-lampu dalam kondisi baik dan siap, ranjang tertata rapi, piring-piring dan peralatan dapur mengkilap.

Saat para pencari mendaki mercu suar yang kosong itu, mereka hanya menemukan dua hal yang terasa aneh bagi mereka. Di tangga dan di sebuah kantor sempit tempat buku harian berada, terletak cabikan-cabikan rumput laut yang tak mereka kenali.

Tak ada jas hujan atau bol laut di bangun itu, yang tampaknya menunjukan bahwa ketiga orang itu sudah meninggalkan mercu suar bersama-sama.

Tak ada penjaga mercu suar yang diketahui meninggalkan posnya, bahkan dalam cuaca yang paling buruk, dan ini adalah hal penting yan terus-menerus dikemukakan selama penyelidikan yang berkelanjutan-suatu penyelidikan yang dihentikan sewaktu buku catatan yang ditulis penjaga Thomas Marshall dibacakan.

"12 Desember: angin utara dan barat laut. Laut mendera dengan ganas. Tak pernah melihat badai seperti itu. Ombak sangat tinggi. Merobek-robek mercu suar. Ada sesuatu bentuk kapal. James Ducat mudah marah," dan belakangan hari itu: "Badai masih bertiup, angin tak berubah. Terkurung badai. Tak dapat keluar. Kapal yang lewat membunyikan terompet kabut. Dapat melihat lampu kabin. Ducat diam saja. Donal McArthur menangis."

"13 Desember: Badai terus bertiup sepanjang malam. Angin berubah dari barat ke utara. Ducat diam saja. McArthur berdoa." Dan kemudian: "Tengah hari, siang yang abu-abu. Aku, Ducati dan McArthur berdoa."

Tanpa dapat dijelaskan, tak ada tulisan untuk tanggal 14 Desember. Baris terakhir catatan itu berbunyi: "15 Desember, pukul 13.00. Badai berhenti, laut tenang. Tuhan melindungi semua orang."

Tak ada penjelasan yang aneh. Meskipun tertulis di catatan yang melaporkan angin mendera di Kepulauan Flannan, sama sekali tak ada angin 20 mil jauh di pulau Lewis.

Orang-orang di wilayah itu mengutarakan alasan lenyapnya orang-orang mercu suar yang lebih misterius lagi. Selama bertahun-tahun, Kepulauan Flannan berhantu. Para petani Hebridean berlayar ke sana pada waktu siang untuk mengecek domba-domba mereka - tetapi hanya sedikit orang kecuali 'orang Inggris tolol' di mercu suar itu yang berani menginap.

'Bukti' terakhir, bila orang-orang di wilayah itu membutuhkannya, adalah bukti dari para pelaut Fairwind - tentang perahu besar penuh hantu itu. 

Source : Book of  The World's Gratest Unsolved Mysteries 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar